Huru Hara IISMA

Februari 20, 2023

Semakin bertambah semester, aku baru sadar kalau banyak banget kenangan dan cerita-cerita di masa kuliah yang pengen aku kenang selamanya. Salah satu caranya dengan aktif nulis pengalaman-pengalamanku tersebut kayak waktu SMA dulu. Untuk mengawali rubik ini, aku mau menceritakan pengalamanku mencoba daftar IISMA, salah satu program MBKM rilisan Kemendikbud yang paling banyak diminati.

Waktu nulis ini, aku masih berada di sebuah working space di Taman Siswa, lima menit setelah menyelesaikan tes Duolingoku yang kedua, karena yang pertama invalid. Sayangnya, saat ini aku setengah yakin kalau aku nggak bakal bisa daftar IISMA tahun ini karena terkendala tes Duolingo ini. Waktu tes barusan, ada beberapa gangguan minor yang menurut feelingku bakal bikin hasilnya nggak valid lagi, sementara tanggal 22 aku harus submit semua berkas di KUI (Kantor Urusan Internasional) universitas. 

But anyway, aku ngerasa nggak bakal terlalu sedih kalaupun hasilnya nanti nggak valid dan aku gagal daftar IISMA 2023. Sebab, beberapa di antara alasanku akhirnya terjun dalam perburuan beasiswa ini bukan serta-merta pengen berangkat ke luar negeri aja. Daftar IISMA adalah bentuk balas dendamku buat bener-bener ngejar secara serius apa yang aku pengen. Duluuu banget waktu SMA, aku pernah sangat menginginkan sesuatu yang bersifat akademik tapi ngusahainnya setengah-setengah dan berakhir menyesal lamaaa banget karena akhirnya nggak dapetin hal itu. Seandainya aku gagal di pendaftaran IISMA ini, setidaknya aku tahu kalau aku sudah mengusahakan yang terbaik yang aku bisa. Insya Allah.

Alasan yang kedua datang dari sebuah wejangan dari temen sesama pejuang IISMA ku di kampus waktu aku masih maju-mundur mau daftar atau enggak. Entah kenapa advice-nya melekat banget, yaitu "pasti ada yang bisa kamu ambil dari proses nyiapin IISMA ini."

Sering banget nggak sih pas mengusahakan sesuatu kita terlalu terpaku pada hasil dibandingin prosesnya? Padahal, hasil dari hampir semua hal itu sebenarnya nggak pernah ada di tangan kita. Makanya pepatah "hasil tidak akan mengkhianati usaha" itu sebenernya agak kurang benar. Mau diusahain sampai sesak nafas pun kalau bukan takdirnya, ya mau gimana. 

Wow, bijak sekali penghuni kos pepaya ini.

Maka dari itu, selama lebih dari seminggu penuh hilir-mudik jatuh-bangun menyiapkan IISMA, aku mengusahakan untuk nggak terlalu mikirin bakal bisa lolos atau enggak. Besides, I totally immersed myself in the process. And it was so beautiful. Aku nemuin banyak hal baru dan bahkan hal yang pernah hilang dari diriku selama nyiapin beasiswa ini. Yhaa, kedengerannya emang cheesy abis, tapi kira-kira itu yang aku rasain.

Selama berbulan-bulan atau bahkan tahun sebelum nyiapin IISMA, aku merasa mulai ignorant sama yang namanya mempelajari sesuatu. Belajar jadi sesuatu yang jarang aja gitu, kecuali kalau mau ujian. Tapi, karena di IISMA harus ambil tes bahasa Inggris, mau nggak mau aku harus belajar hampir tiap hari buat nguatin grammar sama vocabulary. Aku ngerasain lagi tuh serunya nyatet, liat video, dan practice sama temen-temen dan itu kebawa sampai caraku belajar buat mahamin materi-materi kuliah. Rasanya seneng bisa kembali produktif lagi dan fokus ke hal-hal yang bikin aku merasa makin utuh.

DET practice @ lab

Di samping belajar, hal yang nggak kalah krusial (dan sebenernya adalah highlight dari perjalanan ini) adalah nyiapin dokumen-dokumen buat KUI. Omoo, bentar mau nangis dan mengelap peluh dulu (;´д`)ゞkarena CUAPEK POL, hshshshsh ((crying in silent)).

Tapiiii, aku tetap senang karena selama nyiapin aku tidak sendiri. Berawal dari grup Gas Ngeng IISMA 2023 bertiga bersama Lutfun dan Nabdin, perkumpulan pejuang IISMA ini berkespansi menjadi lima orang bersama Arimboy dan Kepin, lalu di ujung hari nambah Nandu, meskipun dia ga jadii apply tahun ini. Kita berlima pernah membelah Jalan Janti (yang tapi sebenarnya tidak jauh-jauh amat, tapi ya biar terkesan heroik dan romantis aje) menuju Grand Rohan untuk mencari tanda tangan Ketua MBKM, lalu berbagi tugas untuk saling mengambilkan dokumen di kampus seberang. Intinya, teamwork nya ada banget huhuuu terharu >﹏<. Darisitu aku jadi sadar kalau sebagai makhluk sosial, ada banyak hal di hidup ini yang nggak bisa kita raih sendiri. Atau bisa, tapi bakal kerasa berat banget. 

Di titik ini, aku ngerasa beneran nggak papa kalau nggak jadi daftar, asal ada dari kita berlima yang lolos. It will be such an honor. Huhu, kalau kalian baca, semangat yhhhh ges <3.

Oh ya, tak lupa jasa, doa, dan asupan cinta dari keluarga kecilku: kakak, adek, pinbee, dan abang, serta keluarga umbi-umbian extrovertku yang hampir setiap hari ada di antara mereka yang menemaniku belajar, bermalam, dan nyaris mengakuisisi Stako, wkwkwk. Sejak huru-hara IISMA, keluar kos di pagi hari berarti tidak akan menyentuh kos lagi kecuali untuk makan dan numpang mandi, karena setengah hidupku ada di Stako, dan setengahnya lagi di kampus. 

Per-stakoan

Adek dengan semangat empat limanya bawa motor secara sedikit ugal-ugalan telah membawa diriku yang jompo dan kagetan ini ke banyak tempat, mengurus berbagai hal: polsek, kampus 1, kaliurang, dan tempat-tempat aneh bin ajaib lain di khazanah Jogjakerdah. Dan sembari menulis ini, Adek bercerita bahwa dia baru saja kena razia dalam perjalanan menjemputku di Tamsis. 

Lucunya, dia lolos dengan memasang muka polos sambil bilang, "Pak, saya anak kos. 19 tahun. Ini motor temen saya. Saya nggak bawa surat-surat."

Terus polisinya bilang, "SIM juga nggak ada?"

"Ketinggalan, Pak."

"Dimana?"

"Di BINJAI"

(T_T)(T_T)(T_T)

Jangan ditiru ges.

Lalu ada kakak dengan semangat ekstrovertnya yang berapi-api telah rela tidak tidur satu malam demi menemaniku DET jam 1 pagi, membangunkanku yang tidur seperti orang mati, dan merelakan kasur kosnya aku kudeta. Bahkan secara halus ngusir temen kosnya biar aku bisa tidur siang 30 menit :'). 

Pinbee yang selalu always ready siaga seperti posko KKN menanyakan berbagai keperluan, bahkan hampir mau Pleret-Babarsari-Pleret-Babarsari demi mengantar ringlight. Seperti yang sudah sering kukatakan sampai sekarang, Bee, seandainya kamu cowok, maka aku akan menjadi orang nomor 1 yang daftar jadi cewekmu (❤´艸`❤).

Abang.. jujur aku nggak tau apa kontribusimu terhadap hidupku. Hehe, nggak dong bercanda. Terima kasih sudah membantu mencarikan folder audit organisasi sebelah pas aku lagi hectic-hecticnya dan selalu mencoba memberiku wejangan yang logis dan teruji klinis. 

Kemudian, perkumpulan umbi-umbian, terima kasih sudah meramaikan malam-malam Stako yang kadang membuatku galau. Terutama buat Lutfun yang selalu meng-update cara berpikir dan strategi perangku untuk mendapat IISMA.

Haduh, gimana aku bisa sedih coba kalau dalam prosesnya aku menemukan orang-orang baik permata kehidupan ini //tsaah//. Nggak deng, jujurly aku rada sedih, tapi dikiiit. Karena udah sempet ngebayangin perpisahan ala-ala Cinta Rangga di bandara, bermain character menatap awan, dan menjadi mysterious-ellegant-who is that girl-kind of stranger meskipun aku paham betul 120% aku bakalan kayak orang ilang di negeri orang.

Jadi begitulah ceritaku di semester empat tentang huru-hara IISMA. Kalau ada yang baca dan lagi nyiapin dokumen-dokumen buat IISMA juga, boleh banget kalau mau tanya-tanya soal requirements dan hal-hal teknis lainnya. Semangat fighters!^^ (and wish me luck!).



2/5 Gas Ngeng IISMA

another perstakoan bersama panitia bunka






You Might Also Like

0 komentar