what time is it?
September 12, 2020Kita nggak pernah tahu kapan terakhir kali kita akan melihat seseorang, tempat, atau hal lainnya.
Diantara semua ketidaktahuan kita tentang banyaknya misteri hidup, salah satunya adalah kita nggak pernah tahu bahwa besok mungkin saat terakhir kita melihat atau berada di suatu tempat. Bisa saja karena tempatnya yang nggak ada, atau kitanya yang udah nggak disana. Hal ini kalau direnungkan ternyata bermakna cukup dalam, ya. Menurutku, ketidaktahuan kita ini bisa bikin kita sadar kalau waktu punya value yang sangat tinggi. Makanya meski kedengeran repititif, diulang-ulang terus sampai bosen, nasihat hargailah waktu itu memang kunci hidup dengan penyesalan minim, hehehe.
Karena itu, aku jadi nggak bisa berhenti mikir dan amaze sendiri mengingat kali terakhir aku datang di tempat-tempat yang sekarang bukannya nggak mungkin aku datangi lagi, tapi either karena tempatnya udah nggak ada, aku yang nggak ada lagi alasan buat kesana. Kebanyakan tempat ini atau malah hampir semuanya berkaitan dengan memori waktu masih kecil, sih.
Mau cerita deh.
Yang pertama, beberapa pertokoan di pasar.
Waktu aku TK-SD, momen mengunjungi pasar sama Ibu dan kadang sama Mbah Kakung itu terjadi begitu sering, malah mungkin terjadwal waktu dulu. Ada pasar berjarak sekitar 15 km an dari rumah yang cukup besar dan lengkap dibanding pasar lain di daerahku. Nah, beberapa toko di dalam pasar ini punya memori sendiri-sendiri. Tapi karena sekarang pasar itu sudah direnovasi dan bangunan fisiknya sama sekali sudah berubah dan karena sekarang jarang atau bahkan hampir nggak pernah lagi kesana, aku nggak tahu deh apakah toko-toko ini masih ada atau jadi dimana.
Ada toko aksesori yang letaknya bersebelahan sama toko CD Bajakan yang juga jual aksesoris (gimana ya). Karena dulu aku masih anak satu-satunya, ibukku rajin banget bawa aku ke toko aksesori ini. Beli gelang plastik, atau sekedar ikat rambut tapi yang model heboh, gede, dan ada bunga-bungaan gitu. Kadang kalau nglewatin ini tapi nggak diajak mampir, aku suka yang ngode-ngode dengan cara liatin etalasenya lama-lama gitu deh, wkwk. Kalau nggak salah waktu aku mau masuk TK, di depan gang nya ada tukang jual perahu klotok yang lagi hitz banget di kalangan anak anak TK waktu itu (maklum, hp paling canggih masih nokia/siemens/motorola kelap kelip). Dan dibelikanlah aku perahu klotok warna biru.
FYI, perahu klotok itu mainan perahu-perahuan yang bisa jalan di atas air kalau dikasih korek api di 'lambung'nya. Masih tergolong permainan tradisional sih menurutku.
Aku nggak tahu kapan terakhir kali aku ke toko aksesoris itu. Yang pasti udah lama banget, waktu SD. Terus di pasar ini, di deket pintu masuknya ada warung soto.
Asli, ini warung soto legendaris abis. Yang terkenal adalah tempe ombo yang biasa dimaem sama sotonya ini. Terus pas di dalem itu, kedengeran suara kuah sotonya lagi dimasak pakai wadah buesar di atas tungku. Tiap kesini pasti penuh, wuenak banget. Otentik. Terakhir kesini juga nggak tahu kapan dan sama siapa. Tapi mau lagi kalau tahu sekarang pindah kemana.
Tempat lain?
Tentunya, ruang-ruang di bangunan SD ku (dan tempat tempat di sekitarnya), hehehe. Meski tahun lulusnya pasti, tapi kapan terakhir duduk di ruangan itu sudah lupa kapan. Yang jelas, Sekolah Dasar adalah masa sekolah paling lama, dan masih jadi yang paling memorable sampai sekarang. Aku kan sekolah jauh dari rumah, dan mulai kelas 3 udah pulang sore. Jadi, kebanyakan dolan banget waktu SD ini. Istirahat solat zuhur kadang beli makan dulu di warung nasi deket sekolah, waktu itu kayaknya 5000 (atau kurang) udah dapet nasi anget dengan porsi banyak + sayur + tempe. Warungnya masih ada sepertinya, tapi terakhir beli mungkin waktu kelas 6. Terus aku sama temen-temen suka main ke desa deket SD ini, ada emak-emak yang jual jus disana. Kadang waktu pramuka juga main ke rumah temen di daerah situ.
Ada juga, konter yang letaknya sekitar 500 m an dari pasar. Konter ini jualan Majalah Bobo yang aku langganan sampai kelas 4 SD. Setiap Kamis waktu pulang sekolah pasti mampir kesini sampai bapak-bapaknya hafal. Bangunannya masih ada sampai sekarang, catnya masih ijo, tapi dah lamaaaa banget tutup.
Aaah, childhood memories were so good. Back then, I didn't have any idea that it would be the last time I saw those people, those places.
Ngomongin masa kecil emang gede damage nya, semua kayaknya terasa lebih ringan. Ada beberapa orang tersayang yang masih ada di dunia. Ada hal-hal buruk yang belum terjadi. Kalau diingat ke waktu tertentu, kita nggak akan pernah nyangka itu kali terakhir kita melihat seseorang, sesuatu, atau berada di tempat tertentu.
Tapi waktu itu kita juga nggak akan pernah nyangka akan menjadi sosok yang seperti sekarang, dengan segala jatuh bangun, masih hidup dengan sebaik mungkin di dunia. Waktu nulis ini aku jadi sadar sendiri. Everything takes time. Semua butuh waktu. Khawatir berlebihan itu juga bukan jalan ya ternyata. Karena yang paling penting adalah kita hadir di waktu yang sekarang. Kita hadir di momen-momen kecil meski rasanya membosankan.
Karena kita kan nggak tahu sampai kapan momen ini ada.
Be here. Be present. Semangat!
0 komentar